Posted by : Anak Bone
Selasa, 05 Februari 2013
Pencarian terhadap lima mahasiswa pencinta alam yang hilang di Gunung
Gandang Dewata, masih terus dilakukan. Bahkan, sedikitnya 50 mahasiswa
asal Makassar diberangkatkan ke Sulawesi Barat untuk membantu tim SAR,
Selasa (05/02/2013).
Ke-50 mahasiswa yang membantu SAR berasal dari berbagai universitas di Makassar yang tergabung dalam pencinta alam ini. Mereka beroperasi di bawah komando Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Sulawesi Selatan.
Ketua Umum Mahasiswa Pencintan Alam Sultan Alauddin (Mapalasta), Nur Hidayat saat konfrensi pers di warkop Daeng Anas, Jalan Pelita Raya mengatakan, hari ini tim gabungan yang berjumlah 50 orang dari berbagai organisasi mahasiswa pencinta alam, akan berangkat mencari kelima rekannya yang hilang.
Jika sudah tiba di Sulawesi Barat, lanjut Nur Hidayat, tim gabungan akan dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing memiliki rute berbeda dalam pencarian. Satu kelompok akan menempuh jalur Kallang di Kabupaten Mamuju. Satu lagi jalur Mambi, dan sisanya jalur Mamasa di Kabupaten Mamasa.
"Sudah ada tim SAR yang standby di Mamuju, tapi kita tetap akan membantu melakukan pencarian di Gunung Gandang Dewata yang mempunyai sepuluh pos dengan ketinggian 3.038 meter dari permukaan laut. Diperkirakan, lima orang tim ekspedisi yang hilang tersesat di antara pos lima dan delapan di ketinggian sekitar 2.500-an meter dari permukaan laut," katanya.
Hidayat menyebutkan, kelima rekannya yang hilang, tiga di antaranya adalah anggota Mapalasta, yakni Muhammad Ilham, Nur Hidayat dan Farhan. Sedangkan dua orang lainnya, Tamsil dari Mapala Unasman dan Awaluddin dari Mapala Universitas Sulbar.
Kelima pecinta alam itu memulai perjalanannya 23 Januari lalu, dan terakhir hilang kontak saat mereka berada di pos empat. Kelima mahasiswa ini dinyatakan hilang, setelah beberapa hari tidak ada kabar. Padahal, di jadwalnya, mereka sudah turun gunung pada tanggal 30 Januari.
"Dijadwalkan ekspedisi perjalanannya tujuh hari dan sudah turun gunung pada 30 Januari. Kami juga tunggu anggota Mapala asal Makassar tiba di kota pada 31 Januari, namun mereka belum datang juga. Seharusnya, mereka sudah menghubungi kami setelah berada di pos dua yang ada sinyal HP. Diperkirakan, mereka tersesat antara pos lima dan pos delapan," katanya.
Sebelum ekspedisi di Gunung Gandang Dewata, lanjut Hidayat, tim terlebih dahulu menjelajahi Gunung Latimojong mencapai tujuh puncak, dan Gunung Bawakaraeng. Ekspedisi ini dilakukan tim sebagai syarat menjadi anggota Mapala sekaligus pengambilan data di lokasi pendakian. (*)
Ke-50 mahasiswa yang membantu SAR berasal dari berbagai universitas di Makassar yang tergabung dalam pencinta alam ini. Mereka beroperasi di bawah komando Pusat Koordinasi Daerah (PKD) Sulawesi Selatan.
Ketua Umum Mahasiswa Pencintan Alam Sultan Alauddin (Mapalasta), Nur Hidayat saat konfrensi pers di warkop Daeng Anas, Jalan Pelita Raya mengatakan, hari ini tim gabungan yang berjumlah 50 orang dari berbagai organisasi mahasiswa pencinta alam, akan berangkat mencari kelima rekannya yang hilang.
Jika sudah tiba di Sulawesi Barat, lanjut Nur Hidayat, tim gabungan akan dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing memiliki rute berbeda dalam pencarian. Satu kelompok akan menempuh jalur Kallang di Kabupaten Mamuju. Satu lagi jalur Mambi, dan sisanya jalur Mamasa di Kabupaten Mamasa.
"Sudah ada tim SAR yang standby di Mamuju, tapi kita tetap akan membantu melakukan pencarian di Gunung Gandang Dewata yang mempunyai sepuluh pos dengan ketinggian 3.038 meter dari permukaan laut. Diperkirakan, lima orang tim ekspedisi yang hilang tersesat di antara pos lima dan delapan di ketinggian sekitar 2.500-an meter dari permukaan laut," katanya.
Hidayat menyebutkan, kelima rekannya yang hilang, tiga di antaranya adalah anggota Mapalasta, yakni Muhammad Ilham, Nur Hidayat dan Farhan. Sedangkan dua orang lainnya, Tamsil dari Mapala Unasman dan Awaluddin dari Mapala Universitas Sulbar.
Kelima pecinta alam itu memulai perjalanannya 23 Januari lalu, dan terakhir hilang kontak saat mereka berada di pos empat. Kelima mahasiswa ini dinyatakan hilang, setelah beberapa hari tidak ada kabar. Padahal, di jadwalnya, mereka sudah turun gunung pada tanggal 30 Januari.
"Dijadwalkan ekspedisi perjalanannya tujuh hari dan sudah turun gunung pada 30 Januari. Kami juga tunggu anggota Mapala asal Makassar tiba di kota pada 31 Januari, namun mereka belum datang juga. Seharusnya, mereka sudah menghubungi kami setelah berada di pos dua yang ada sinyal HP. Diperkirakan, mereka tersesat antara pos lima dan pos delapan," katanya.
Sebelum ekspedisi di Gunung Gandang Dewata, lanjut Hidayat, tim terlebih dahulu menjelajahi Gunung Latimojong mencapai tujuh puncak, dan Gunung Bawakaraeng. Ekspedisi ini dilakukan tim sebagai syarat menjadi anggota Mapala sekaligus pengambilan data di lokasi pendakian. (*)